Keluarga Cemara (part 4)

Rejeki Allah ternyata nggak sampai disitu, gue dapat pekerjaan baru sebagai Business Analyst di anak perusahaan Mitsubitsi Corporate Tokyo. Ya, alhamdulillah ada peningkatan level dan tentunya finasial. Dan waktu itu belum tau kalau ternyata gue hamil, seminggu setelah bekerja di tempat yang baru ini, baru gue testpack ternyata positif. Masya Allah... campur aduk dong pastinya. Kehamilan gue ini alhamdulillah juga dipermudah, sama sekali nggak ada rewel. Ya, paling morning sickness biasa, nggak parah kok. Dan lagi, tiap hari gue antar jemput bonceng pakai sepeda motor loh. Waktu itu, pernah dirawat sekali karena HB-nya rendah banget, jadi mau nggak mau harus inject HB lewat infus. Sempat kena gejala tipus juga kalau nggak salah, tapi nggak sampai dirawat, cuma lemes aja sih (secara kan berdua jadi makin lemes).

Tapi daripada soal nggak enak, lebih banyak cerita enaknya kok pas hamil. Di kehamilan yang ke 3 bulan, gue pertama kalinya dapat kesempatan jadi pengisi/narasumber di acara Talkshow tentang keterkaitan jurusan dan dunia pekerjaan untuk memicu adik-adik angkatan di almamater gue, FTI UKSW. Cerita lagi pas gue hamil, yang gue inget banget waktu itu pas hamil besar, kebetulan project pas mau Live, mau nggak mau kami se-team project lembur 2 hari 2 malam, syukurnya dapet hotel sih dan sempat-sempatnya pada karaoke dulu (pengalaman project terenak dan teranarkis hahaha). Begitulah pengalaman menakjubkan gue di masa-masa kehamilan.

Balik lagi soal rumah, kehamilan gue pun memicu kami untuk segera punya rumah sendiri. Karena kami mau, ketika anak kami lahir kami sudah tinggal di tempat yang lebih layak, rumah kami sendiri. Akhirnya, di kehamilan gue yang ke 5 bulan kamk ambil KPR rumah di Kab. Bogor yang kami tempati sampai sekarang. Meskipun rumah yang kami ambil itu rumah ready stok, tapi kami perlu menunggu kurang lebih 2 bulan untuk siap ditempati. Gue pun akhirnya, tetap tinggal di kost sampai waktu melahirkan, baru deh pindah ke rumah baru setelah melahirkan. Di kehamilan 8 bulanan, gue memutuskan untuk cuti dan balik ke Salatiga untuk melahirkan di Salatiga aja. Ini karena semua keluarga ada di Salatiga, terutama kedua ortu gue sama suami juga.

Tibalah waktu melahirkan. Tanggal 19 September 2016 pagi gue udah mulai mules mules dari bangun tidur. Dari yang jarak se-jam sampai jarak 15 menitan di jam 10an pagi. Saat itu juga gue whatsapp suami, dan alhamdulillah suami cekatan langsung terbang ke Semarang lanjut naik bis ke Salatiga. Baby gue kayaknya sengaja nungguin Abi-nya. Selama Abi-nya belum datang, kontraksi gue masih dijarak 5 menitan. Sampai akhirnya suami gue datang jam 8 malam, mulai deh kontraksi yang hitungan semenit sekali sampai itungan detik, Masya Allah rasanyaaaa... Jam 12 malam gue udah nggak tahan minta dianter ke bidan yang jebetulan dekat rumah cuma beda gang. Pengalaman melahirkan luar biasa memang...

Lanjut next part yuukk, takut ilang lagi hahaha

0 komentar: