For My First

Pertama adalah sebuah kata yang digunakan untuk mengawali. Mengawali sebuah momen atau apa pun yang terjadi dalam hidup ini.

Ya, for the first time juga apa yang terjadi dalam hidupku yang mengawali sebuah impian, sebuah harapan, dan sebuah asa terjadi.

For my first,, kau telah mengucapkan sebuah janji perujunganku dan kamu bersama untuk selamanya.
For my first,, tangan ini telah merasakan hangat genggaman yang tak pernah kau berikan kepada yang lainnya.
For my first,, hati ini telah merasakan begitu besar gejolak yang kau timbulkan.
For my first,, mata ini telah melihat begitu besar angan yang kau percayakan.

Hanya saja, for my first, aku masih takut untuk mendengar. Mendengar setiap apa yang kita alami. Tentang perujungan yang sebenarnya. Tentang kenyataan yang tak akan pernah seindah mimpi  yang hanya menjadi indah ketika menjadi bunga tidur kita.

Tapi, for my first, aku menggantungkan semua impianku padamu jika engkau setia...

My Dearest Boyfriend

Dears, mungkin kalian bakal bayangin yah kisah cinta gue sama pacar gue itu bak kisah cinta di sinetron-sinetron atau di drama korea yang dipenuhi dengan romantika anak remaja jaman sekarang dan ke-so sweetan peran aktris dan aktornya. Ini gegara gue baru resmi pacaran setelah melewati umur 22 tahun lebih 8 bulan. Wow... Yup, hampir 23 tahun chuy. Berasa kayak nemuin sang pangeran gitu? Enggak ah, biasa aja. Pliss jangan bayangin kayak sinetron pliss.



Ini semua berawal dari cerita pertemanan gue sama temen sekampus. Jadi, waktu itu di pertengahan masa muda gue di kampus (ceileh bahasanya :D) gue sempet berteman deket dengan pemuda pemudi penerus bangsa. Ceritanya temen gue itu ada 2 abang dan 1 embak sih. Enggak tau kenapa tiba-tiba pertemanan kita menjadi sedikit religius waktu itu. Kebetulan satu embak temen gue itu adalah seorang aktivis keagamaan di kampus, ceritanya dia itu sekretaris dari bos besar kelompok aktivis itu.  Sedangkan, gue sendiri sama sekali bukan aktivis . Gue tercatat sebagai anggota Pers Mahasiswa di kampus. Keren kannnn? Hahaha. Untuk kedua abang itu, anggap saja mereka adalah penggembira. Sebenernya satu abang itu adalah cowok yang gue taksir pada waktu itu, ya si "Kamu". Tapi kali ini bukan dia tokoh utamanya. Ciao Bella.. hahaha. Jadi, awal dari kereligiusan kami itu gegara bulan Ramadhan sih. Kami mulai rutin mengadakan kajian islami, mengaji Al Quran, dan ikut acara buka bersama. Sampai akhirnya gue mulai deket lagi sama satu cowok yang dulu di awal kuliah kita pernah deket karena dia ini bos besar aktivis keagamaan itu. Waktu dulu awal kuliah tiba-tiba gue ngejauhin dia karna satu alasan yang nggak bisa gue sebut disini. 

Mulai dari situ, kita sering kumpul tapi cuma sebentar karena itu masa-masa kuliah udah mau berakhir. Gue mulai sibuk sama skripsi dan tepat di 4 tahun masa kuliah gue lulus. Sewaktu lulus, gue memilih hijah ke ibu kota Indonesia. Ya, gue memilih hijrah ke Jakarta karena kebetulan dapat tawaran kerja di sana. Tanpa disangka beberapa bulan setelahnya, cowok aktivis ini juga ikut merantau ke Jakarta. Kita mulai komunikasi lagi deh. 

Beberapa waktu berlalu, di September 2013 (kalau nggak salah) dia bilang punya niat untuk meminang 2 tahun lagi. Sempat mikir sih, ini bocah kesamber petir apa ya? Kok jadi nyleneh. Tapi setelah dipikir-pikir kalau yang menyampaikan itu adalah si embak yang gue ceritain di atas tadi, kayaknya nggak mungkin bercanda ni orang. Akhirnya, berhubung gue masih ragu, bukan hanya ragu sama dia tapi juga ragu sama diri gue sendiri, makanya gue gantungin dia. Ya, 2 bulan gue gantungin dia akhirnya gue kasih jawaban, ummm bisa dibilang ini hanya tersirat dengan merubah status hubungan di fb gara-gara kasihan lihat mukanya yang melas. Hihihi (piss)

Setahun sudah kita jalani hubungan ini, dengan niat (bismillah) menikah. Semoga semua halangan, rintangan, membentang tak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran. Kenapa jadi lagu kera sakti sih? Hahahaha

Sekian ..... :)