Sampai Kapan by Maliq n D'essentials


Menantikanmu dalam jiwaku
Sabar ku menunggu, berharap sendiri
Aku mencoba merindukan bayangmu
Karna hanyalah bayanganmu yg ada

Hangat mentari dan terangnya rembulan
Mengiringi hari-hariku yg tetap tanpa kehadiranmu
Indahnya pelangi yg terbit kala sinar matamu
Menebus relung hatiku

Pantaskah diriku ini mengharapkan
Suatu yg lebih dari hanya sekedar
Perhatian dari dirimu
Yg kau anggap biasa saja

Atau mustikah ku simpan dalam diri
Lalu kuendapkan rasa ini terus
Oh yeah yeah selama-lamanya

* diriku cinta dirimu
dan hanya itulah satu
yg aku tak jujur kepadamu
ku ingin engkau mengerti
mungkinkah engkau sadari
cinta yg ada di hati ku
tanpa sepatah kata ku ucapkan kepadamu

Oh sayang, dapatkah aku memanggilmu, sayang
Sampai kapan aku pun tak sanggup tuk pastikan
Ku dapat memendam seluruh rasa ini
Dengarlah jeritan hatiku untukmu oooh
Dengar ku ingin engkau mengerti
Apa yg di hatiku sanubariku
Kita kan berdua selamanya, yeah 

Repeat *
Ada engkau rasakan
Mengapa tak engkau nyatakan
Ku akui ku rasakan
Suatu saat kan ku katakan
Sampai kapan ku bertahan
Tuk menantikan kepastian
Yakinlah sayang
Cinta kita kan menjadi kenyataan
  
 ku ingin engkau mengerti
 ku ingin engkau sadari
 ku ingin engkau mengerti
 ku ingin engkau sadari
 ku ingin engkau mengerti
 ku ingin engkau sadari
 ku ingin engkau mengerti, oooo

Akhir yang "indah"

Indah memiliki berjuta makna dan arti yang berbeda bagi setiap individu. Bagiku indah memiliki arti sebuah takdir. Kenapa takdir? bagiku takdir yang telah dirancang dan terjadi adalah keindahan yang diberikan Sang Pencipta untuk kita. Entah itu bahagia atau tidak menurut kita. Tapi yang aku yakini, takdir itu kebahagiaan meski tertunda saat ini.

Jawaban yang telah muncul tidak dapat ditarik kembali. Jawaban yang telah muncul meski melukai tapi itulah keadaan, sebuah kenyataan yang seharusnya telah aku alami sejak lama. Ya, sejak lama (seharusnya).
Tiba-tiba jantungku serasa berhenti berdetak. Tiba-tiba nadiku serasa berhenti berdenyut. Tiba-tiba waktu seakan berhenti. Tiba-tiba nafasku seakan tak berhembus. Dan tiba-tiba.. Segalanya begitu tiba-tiba. Dan sekejap itu pula aku,, DIAM.

Mengerti? Ya, aku mengerti. Tanpa kau sadari aku telah mengerti sejak lama. Meski hanya menduga, tapi aku mengerti catatan itu untukku. Dan aku memahaminya. Dulu maupun sekarang tidaklah berbeda. Tetesan air mata meski tak terbendung, tapi aku selalu berhasil mengusapnya. Walaupun tetesan itu akan jatuh untuk berkali-kali, jangan hiraukan. Mulut ini hanyalah mulut yang tak berbicara. Otak ini hanyalah otak yang tak berpikir. Mata ini hanyalah mata yang tak bisa melihat. Telinga ini hanyalah telinga yang tak bisa mendengar. Jangan hiraukan. Mungkin tak akan lama,, aku yang akan pergi. Aku akan berusaha. 


Untukmu, aku ucapkan terima kasih atas semua kisah yang telah kau ukirkan untukku. Terima kasih atas segala bahagiaku. Terima kasih atas penghargaanmu padaku. Ini adalah pelajaran berharga bagiku. Maaf beribu maaf meski tak bisa membuatmu memaafkanku, tapi ini begitu sulit untukku. Maaf jika aku tak seperti yang dulu suatu saat nanti. Aku harap semua akan baik-baik saja. Dan aku akan selalu tersenyum untukmu...

Terima Apa adanya


Biarlah sungai mengalir menuju hulunya
Biarlah angin bertiup menuju akhirnya
Biarlah sang awan menemani turunnya hujan
Biarlah bumi tetap mengelilingi matahari
Biarlah..
Memang begitu adanya
Meski..
Kadang awan menghitam
Kadang langit tak berbintang
Biarlah..
Kadang sesuatu yang tak ingin terjadi tapi terjadi
Kadang kita tak sadari bahwa kenyataan mengingkari
Begitulah hidup,, sungguh kita tak tahu..

Kesulitanku


Dear, pernah nggak kalian mengalami suatu kejadian dimana kalian melakukan segala sesuatu tidak sesuai hati nurani? Rasanya kayak berjalan nggak menginjak tanah ya? Haha
Ya mengambang gitu.. :D

Terkadang memang kita harus merasakan apa yang tidak ingin kita rasakan. Terkadang kita harus menerima apa yang tidak bisa kita terima. Kenyataan yang memang kadang seperti itu. Kita harus bisa berbesar hati untuk tetap dapat melaluinya.

Pernahkah kalian merasa suatu ketika benar-benar belum siap melihat seseorang tapi tiba-tiba kamu melihatnya? Bukan hanya melihat tapi bertemu dan saling menyapa. Di saat itu, aku benar-benar merasa KOSONG, ngeBLANK, dan nggak tau harus bagaimana agar lebih baik dalam bersikap. Meski tetap berusaha tegar, namun tubuh terasa bergetar dan getaran itu begitu hebat. Sungguh perasaan yang tak mudah hilang begitu saja. Andai saja kita bisa menghilangkan perasaan sekejap mata seperti membalik telapak tangan, pasti aku akan mencobanya.

Bukan aku tidak berusaha, hanya saja masih sulit bagiku. Jika aku boleh meminta, bisakah dia katakan langsung padaku? Meski hanya berbincang sederhana. Mungkin itu bisa membuatku lebih mengerti. Ini hanya sedikit sulit bagiku. Aku butuh bantuannya untuk mengakhiri semua yang telah dimulai ini. Dan kemudian mengikhlaskan segalanya hilang dari hadapanku dan melihatnya menemukan yang jauh lebih pantas baginya meski lagi-lagi sulit bagiku. Semoga.