Hari itu kulangkahkan kaki lebih cepat dari biasanya. Rasa
lelah dan amarah yang sangat terasa sebelumnya mendadak hilang. Kemacetan yang
meningkatkan emosional pun menjadi biasa. Ku hela nafas sejenak “ hhmmff,,, ibukota”. Lalu melihat sekitar
dan tersenyum. Dalam hati berkata “Akan kutinggalkan kau segera wahai ibu tiri…
ha.ha.”. Ibu tiri adalah sebutanku untuk Ibukota Jakarta :D
Kuletakkan pekerjaan yang berat selama ini mengganjal
pundakku. Memastikan kembali semua telah siap dan melangkah lagi dengan lebih
gesit. Pertama yang terpikir dalam otak adalah men-stop taksi. Ya,, stop taksi
saja. Eiittzz,, jauh dari perkiraan. Jakarta macet total. OMG!! Oke, segera
bayar taksi, turun dan beralih ke….. OJEK. Yes, Right! Kadang tukang ojek itu
bisa jadi pahlawan kita di kala terdesak .
Wusshhh,, wussshh.. berasa kerudung udah pada terbang kemana-mana. Emang gak salah pilih ojek. Hahaha
Wusshhh,, wussshh.. berasa kerudung udah pada terbang kemana-mana. Emang gak salah pilih ojek. Hahaha
Sampai stasiun ternyata sudah ditunggu para penggemar.
Hihihi (gak boleh sirik yah :P)
Ow,, ternyata ada satu penggemar yang hampir ketinggalan. Menerjang hujan badai bersama si mister ojek akhirnya dia sampai juga dengan tepat waktu alias pas mepet chuy. Berlari menuju kereta, cari tempat duduk, duduk manis, daaaaan tewas ke alam mimpi.
Ow,, ternyata ada satu penggemar yang hampir ketinggalan. Menerjang hujan badai bersama si mister ojek akhirnya dia sampai juga dengan tepat waktu alias pas mepet chuy. Berlari menuju kereta, cari tempat duduk, duduk manis, daaaaan tewas ke alam mimpi.
Then, masalah selanjutnya. Dari stasiun mau naik apa
niiihhh…? Subuh-subuh begituuuu. Ya, ya banyak calo berdatangan dan menawarkan
dagangan. Oke, stay cool. Sok gak butuh gitu… setelah tawar menawar yang alot
akhirnya naik taksi menuju terminal. Tak masalah menghabiskan 5000 rupiah untuk
taksi. Haha
Masih sempoyongan naik bis dan tidur lagi. Ketika membuka
mata,, WOW,, kabuuutttttt. Sudah terbayang bagaimana dinginnya. Bangunannya yang khas,,
tua. Terlihat tiga pelari kecil berlari dengan keringat bercucur. Pagi-pagi
begitu? Waaahh,, cuma ada disana. Di kota kecil yang sejuk, indah, dan ramah.
S-A-L-A-T-I-G-A. Terlupakan semua keluh kesah selama di ibukota. Bertemu Bapak,
Ibu, kakak, dan Keponakan sudah cukup membuat hati terasa senang berlipat
ganda. Miss them sooooo much…
Ritual yang biasa dilakukan saat pulang. Temu kangen bersama
sahabat-sahabat tercinta sekaligus traktiran, karna kebetulan ultahku di bulan
Maret. Yang terpenting adalah berlibur bersama keluarga. Di Maret ini akhirnya
terwujud juga membawa keluarga penuh berlibur bersama. Kebetulan ada tempat
tamasya baru di daerah Bandungan namanya New Bandungan Indah. Senang melihat
mereka juga senang. Legaaa. Nggak lupa beli sedikit buah tangan yang khas :
Tahu Serasi dan Kimpul kecil (lupa sebutannya :D). O ya, kebetulan Bapak suka
pelihara hewan (sampai dirumah udah kayak kebun binatang), jadi Bapak beli
Marmut sama kelinci. So cute deh. Tapi sialnya itu marmut ngencingin aku di
mobil… huhuhuhu. Oke, no problem. Kalo bayi ngencingin kita katanya dia betah
sama kita. Nah kalo marmut berlaku jg gak ya?? --a
Di akhir Maret pula, kutinggalkan kota kecil itu. Kota yang
penuh kenangan dan cinta. Kota yang menjadi saksi bertumbuhnya sosokku dari
kecil hingga dewasa ini. Kota yang sejuk dan udaranya yang segar pastinya, yang
tak bisa ditemui di ibukota Jakarta. Meninggalkan SALATIGA sama beratnya
seperti meninggalkan pacar ya sepertinya.. Sedih gilak. So sad sad saaaaddd…
Now, waiting for holidays. Want to PULKAM chuuyyy :D
Now, waiting for holidays. Want to PULKAM chuuyyy :D
0 komentar:
Posting Komentar