Hari yang terus berganti semakin lama bukan semakin
membuatku melupakan begitu saja setiap masalah. Justru bergantinya hari membuat
masalah yang ada semakin lama semakin bertumpuk. Penuh dan sesak di dalam hati
yang sempit.
Eitss,, jika kalian mengira aku membahas kegalauanku di
postingan sebelumnya, kalian salah besar. Ini tentang hidup baru. Lembar yang
baru seumur jagung terbuka atau lebih tepatnya ku buka sendiri untuk masa
depanku sendiri pula. Hmm,, bingung ya? Hehe
Intinya adalah…. Saat ini aku memulai untuk hidup mandiri.
Di kota besar nan ramai dan tak pernah sepi.
Kota besar yang disebut-sebut sebagai kota metropolitan yang kejam. Ibu
kota Indonesia yang seolah meng-anak tiri-kan rakyatnya. Ya seperti itulah
Jakarta. Hidup itu memang kejam teman, namun semua tergantung bagaimana kita
menyikapi kekejaman yang ada. Memilih untuk menjadi lemah dan dikasihani, kuat
dan jalani saja, atau bahkan lebih kuat dan ikut menjadi kejam. Haha
Hidup ini pilihan. Pilihan yang sebenarnya sulit untuk dapat
dipilih karena tidak semua yang kita inginkan akan semudah itu terwujud. Aku
lebih senang menyebut hidup ini adalah sebuah perjuangan. Perjuangan untuk
mendapatkan apa yang selayaknya kita dapatkan. Dan setiap perjuangan pasti ada
jatuh bangunnya. Kita harus bisa berlapang dada dengan masalah yang datang
silih berganti. Ikhlas menjalani apa yang sudah kita pilih dengan segala
resikonya. Berteman dengan masalah.
Aku percaya bahwa Tuhan menciptakan kita bukan hanya untuk
bersenang-senang, namun juga merasakan semua yang dapat kita rasakan selayaknya
manusia. Sedih, marah, jengkel, dan berakhir bahagia (semoga). Entah bahagia
atau tidak kita harus tetap percaya bahwa hidup kita akan berakhir bahagia.
Karena hidup tanpa percaya itu nothing,
teman. Right??
Back to the topic,
tentang masalah yang ku hadapi saat ini. Kali pertamanya aku menghadapi masalah
di dunia kerja. Yah, maklum fresh graduate yang masih ecek-ecek di dunia
kerjaan. Baru juga nyemplungin kaki, tapi udah teriak-teriak minta tolong
sekarang. Haha :D
Mamaaaaa,, aku pengen pulaaanggg… :’(
Well, aku merasa
dipermainkan disini. Mungkin karena belum pengalaman kali ya? Tapi rasanya
sakiiiitt banget. Rasanya seperti nggak dihargai sebagai manusia yang butuh
hidup (haha.. lebay :P). Apa yang aku jalani sekarang melenceng dari perjanjian
awalku dengan perusahaan mawar (bukan nama sebenarnya :D). Intinya, aku
dituntut untuk mengerjakan ‘sesuatu’ demi mendapatkan kenaikan yang dijanjikan
di awal. Padahal di perjanjian awal nggak ada kata ‘sesuatu’ itu disebut-sebut.
Sebenarnya kalau dipikir-pikir dengan hati yang lapang dan pikiran yang jernih,
hal ini tidak menjadi masalah buat aku. Tapi ketika ‘sesuatu’ itu seolah
menjadi dipaksakan disaat kita sedang dalam kondisi dikejar deadline tuh
rasanya pengen banting meja, kursi, dan apa pun yang ada di dekat kita (wew,,
ngeri juga --a). Marah? Kesel? Sedih? Pastilah.. tumpah ruah deh pokoknya.
Orang yang kita hargai dan kita percaya selama ini menjadi seperti musuh dalam
selimut. Iiiuuuuwwww…
Well, hidup memang
penuh liku-liku. Jadi teringat kata-kata seorang sahabat dengan bahasa jawa
medoknya kurang lebih begini, “Kudune kowe isin nggun. Delok o wong-wong sing
gelem kerjo opo wae ning Jakarta we dho ra protes. Mosok kowe gek ngene wae meh
nyerah”, inti dari kata-kata asing ini adalah harusnya aku malu dengan
orang-orang yang mau kerja serabutan apa pun di Jakarta da mereka tidak pernah
protes atau mengeluh, sedangkan aku baru dapat cobaan seperti ini saja udah mau
nyerah. Setelah dipikir-pikir, memang benar kata sahabatku itu. Jika aku
memandang hidup adalah sebuah perjuangan, maka aku tidak boleh menyerah begitu
saja. Aku harus tetap bertahan dan mencoba berteman dengan masalah.
Finally, hingga
saat ini aku masih mencoba untuk tetap berdiri dan bertahan di sini. Berjuang
untuk mendapatkan yang memang selayaknya ku dapatkan. Berlapang dada dengan
cobaan yang menghempas. Lagi-lagi semoga. Semoga semua berakhir seperti yang ku
harapkan. Hope and Pray :D
2 komentar:
seorang teman jg pernah berkata padaku saat aku melihat anak kecil menangis histeris dibawah jembatan kota Jakarta(dihari pertama aku di Jakarta), "Di sini tu harus kejam, shel"
Remember it? :p
eniwei, nice post :) and be fighting!!
hahaha.. yes, I remember that :D
percayalah dengan kata hatimu sendiri cel :D
anyway, thank you and fighting for us >.-
Posting Komentar